This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 22 April 2014

Penyakit DIABETES MELLITUS (DM)

DIABETES MELITUS (DM)



A.  DESKRIPSI PENYAKIT DAN PENYEBABNYA

Diabetes Melitus (DM) atau yang umum dikenal dengan penyakit kencing manis adalah suatu kondisi kelainan hormon dimana tubuh seseorang mengalami gangguan dalam mengendalikan kadar glukosa darah dikarenakan sel- sel darah tidak mampu menyerapnya secara maksimal.  Akibatnya, kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia) secara berkepanjangan (kronik). Secara garis besar, Diabetes Melitus dikelompokkan menjadi 3 tipe yaitu DM tipe 1 (Insuline Dependent/ Tergantung Insulin), DM tipe 2 (Insuline Undependent/ Tidak tergantung Insulin) dan DM tipe 3 (DM gestasional). DM tipe 1 diakibatkan dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena infeksi virus atau kerusakan gen. Gen adalah materi genetik yang membawa sifat – sifat yang diturunkan. Diabetes tipe I biasanya timbul sebelum penderita berusia 15 tahun. Umumnya bayak dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin, menyebabkan penderita koma bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga).  Juga dimungkinkan pemberian insulin melalui pump, yang memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis  dari insulin yang dibutuhkan pada saat makan. DM  tipe II disebabkan karena sel – sel tubuh tidak mampu bereaksi terhadap insulin, walaupun sel – sel beta pancreas memproduksi cukup insulin. Penyakit ini merupakan akibat kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada sel. Biasanya DM tipe II berasosiasi dengan kegemukan(obesitas) akibat pola hidup buruk yang dijalaninya dan baru timbul setelah penderita berusia 40 tahun. Penyakit ini dapat dikontrol dengan pengaturan konsumsi gula dan mengurangi berat badan. Selain itu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi lemak dan garam. DM tipe 3 . Disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Peningkatan kadar beberapa hormon yang dihasilkan plasenta membuat sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin. Karena plasenta terus berkembang selama kehamilan, produksi hormonnya juga semakin banyak dan memperberat resistensi insulin yang telah terjadi.
Biasanya, pankreas pada ibu hamil dapat menghasilkan insulin yang lebih banyak (sampai 3x jumlah normal) untuk mengatasi resistensi insulin yang terjadi. Namun, jika jumlah insulin yang dihasilkan tetap tidak cukup, kadar glukosa darah akan meningkat dan menyebabkan diabetes gestasional. Diabetes ini bersifat temporer dan dapat meningkat maupun hilang setelah kelahiran. Diabetes ini dapat disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan. Gejala penyakit DM antara lain poliuria (Hal ini terjadi karena ginjal ingin membersihkan kelebihan glukosa dalam sirkulasi darah sehingga menyebabkan produksi urin yang berlebih), polidipsia (Hal ini disebabkan karena banyaknya cairan yang dikeluarkan oleh tubuh sehingga menyebabkan si penderita cepat haus),  polifagia dan menurunnya berat badan (Hal ini disebakan karena tubuh tidak lagi bisa memproses glukosa untuk energi dan mulai memecah otot dan cadangan lemak untuk menghasilkan energi bagi sel-sel yang lapar. Sehingga meski nafsu makan si penderita naik tetapi berat semakin turun)



B.  CARA PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN

     1)    PENGOBATAN
    Modern
·        Penderita umumnya menjalani terapi sulih insulin yang berkesinambungan
·        Mengkonsumsi obat hipoglikemia (penurunan kadar gula)
·        Mengkonsumsi obat  Sulfonilurea
Menurut sumber yang kami baca obat ini dapat merangsang pelepasan insulin oleh sel beta dari dalam pancreas.
·       Mengkonsumsi obat Biguanida
Obat ini dapat menurunkan penyerapan karbohidrat dan mengurangi pengubahan lemak dan protein menjadi glukosa dalam hati
·        Mengkonsumsi obat  alfa-glukosa
Menurut sumber obat ini dapat memperlambat penyerapan karbohidrat dan sangat cocok bagi orang yang kegemukan
   Tradisional
·    Mengkonsumsi daun sirsak karena ekstrak daun sirsak mampu memperbaiki fungsi sel beta pancreas yang bertugas untuk  memproduksi insulin
·        Mengkonsumsi produk bahan alami kulit manggis karena mengandung xanthone dan flavonoid untuk menurunkan kadar gula darah
·        Berolahraga secara rutin dan terkordinir

     2)   PENCEGAHAN
·        Menjaga tubuh agar tetap ideal
Kelebihan berat badan(obesitas) akan memperbesar kemungkinan menderita diabetes
·        Meningkatkan aktivitas fisik yang teratur
Olahraga teratur bisa membantu mencegah diabetes dengan mengontrol berat badan dan meningkatkan aliran darah. Olahraga sangat penting terutama jika secara genetik seseorang termasuk kelompok dengan faktor risiko tinggi.
·        Melakukan pemantauan kesehatan secara rutin
Menurut sumber yang kami baca, untuk orang yang berusia diatas 45 tahun harus melakukan pemerikasaan minimal 3 tahun sekali. Namun, jika seseorang termasuk kelompok dengan faktor risiko tinggi, pemeriksaan rutin harus dimulai pada usia lebih dini.
·        Mengecek riwayat kesehatan keluarga
Peluang menderita diabetes akan semakin besar jika dulu keluarganya pernah menderita penyakit diabetes juga
·        Melakukan diet yang seimbang, rendah gula dan lemak
Dikarenakan diabetes diakibatkan oleh penurunan insulin tubuh maka kita harus membatasi jumlah gula dan karbohidrat yang dikonsumsi
·        Meningkatkan mengkonsumsi buah- buahan dan sayuran
Menurut sumber yang kami baca, zat warna dalam buah- buahan dan sayuran(bioflavonoid) akan merangsang produksi insulin dan menghambat proses pemecahan glukosa(glikasi)




C.  KESIMPULAN DAN SARAN

1) KESIMPULAN
·   Diabetes Mellitus merupakan suatu kondisi kelainan hormon dimana tubuh mengalami gangguan dalam mengendalikan kadar glukosa darah dikarenakan sel- sel darah tidak mampu menyerapnya secara maksimal
·    Penderita Diabetes Mellitus dapat disembuhkan secara modern dan terapi tradisional
·    Dengan menjalani pola hidup sehat, makan bergizi dan teratur, berolahraga rutin dan terkordinir maka dapat mencegah seseorang menderita penyakit Diabetes Mellitus
     2)   SARAN
·    Bagi penderita Diabetes Mellitus perlu menjaga kadar gula darah dalam kondisi normal agar tidak mengalami komplikasi terutama pada organ hati dengan cara- cara yang telah kami jelaskan di atas.
·   Sudah saatnya kita menjaga kesehatan dalam tubuh kita, mulai memilih dan mengontrol makanan yang  baik untuk kesehatan dalam tubuh kita, karena apabila kita telah menjaga kesehatan sejak dini maka tubuh kita akan selalu sehat. Dan juga menjaga lingkungan sekitar kita dari sumber penyakit dan mulai bisa mengontrol makanan yang dapat membuat kadar gula kita naik serta dianjurkan agar kita mengecek kadar gula kita untuk mewaspadainya.




Daftar Pustaka :

Tjokroprawirowo Askandar. 2010. Diabetes Mellitus. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.


Penyakit Parkinson

PARKINSON



A.    PENGERTIAN

Parkinson adalah penyakit degenerative pada neurotransmitter. Lebih tepatnya, penyakit gangguan syaraf kronis dan progresif yang ditandai dengan gemetar, kekakuan, berkurangnya kecepatan gerakan, dan ekspresi wajah kosong seperti topeng dg salivasi berlebihan.  Orang yang terkena Parkinson kekurangan suatu zat kimia yang disebut dopamine, karena beberapa sel saraf pada otak telah mati. Pada orang normal, kekurangan dopamine sekitar 5% per decade, sedangkan pada penderita, sekitar 45% per decade. Biasanya gejala baru muncul, pada saat dopamine sudah kurang 80% dari total. Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1817 oleh Dr. James C. Parkinson dengan nama “shaking palsy”, shaking : gemetar, Palsy : kelumpuhan. Salah satu pasien penyakit ini adalah Muhammad Ali, petinju legendaris USA.
Risiko penyakit ini meningkat seiring bertambahnya usia, khususnya usia 60 tahun ke atas. Faktor lingkungan umumnya tidak berpengaruh akan penyakit ini. Apabila ada orang yang terkena penyakit ini dengan usia di bawah 50 tahun, biasanya dikarenakan kelainan genetik. Selain itu ada juga beberapa hal yang mungkin menyebabkan Parkinson, yaitu obat-obatan  (benzamid, reserpin, SSRI, dll.), keracunan logam berat (Mn), anoksia (keracunan Co), dll.



B.     GEJALA DAN TANDA

Tanda-tanda umumnya yakni  tremor (pada saat istirahat, tingkat keparahan relatif stabil),  kekakuan (gerakan putar siku dan pergelangan tangan berkurang, ekspresi wajah kaku), akinesia (melemahnya gerakan), bradikinesia  (langkah pendek-pendek, lambaian tangan berkurang), ketidakseimbangan tubuh berkurang, dan sering jatuh.
Tanda-tanda non-motoriknya meliputi inkontinensia, konstipasi, depresi, dementia, dysphagia, gangguan tidur, berkeringat, dll.



C.    JENIS-JENIS PARKINSO

Parkinson idiophatik
Jenis yang satu ini adalah Parkinson yang paling sering terjadi dan belum diketahui kenapa Parkinson jenis ini bias terjadi. Gejala pada setiap pasien bias saja berbeda-beda, dan membuat Parkinson ini sulit didiagnosis. Cara satu-satunya mengidentifikasi Parkinson ini adalah dengan system Parkinson’s medication.

Parkinson vascular
Parkinson ini umumnya disebabkan oleh hipertensi, diabetes, stroke, jantung koroner, dan patologi arteri carotid. Gejala umumnya adalah sulit berbicara, wajah tanpa ekspresi, dan kebingungan.

Drug-induced Parkinsonism
Parkinson karena obat-obatan hanya sekitar 7% di dunia ini.

Dementia with Lewy bodies Parkinsonism
Penyakit ini hampir sama dengan Alzheimer. Penyakit ini menyebabkan gangguan ingatan, focus, bahasa, dan konsentrasi. Umumnya mereka sering mengalami halusinasi penglihatan.

Inherited Parkinson
Penyakit ini karena adanya kelainan gen, dan terjadi sekitar 5% di dunia ini.

Parkinson Juvenile
Umumnya menyerang orang dengan usia di bawah 20 tahun.



D.    PENGOBATAN

Ada beberapa jenis teknologi yang dapat mengobati penyakit ini, diantaranya :

Stem Cell (SC)
Pengobatan ini dilakukan dengan tujuan menyuplai kembali dopamine dan menjaga agar otak tetap bekerja
dengan baik. Caranya yaitu memberi sel rangsangaan agar suatu sel rusak dapat diperbaiki, dan kemudian
muncul sel yang baru lagi.

Drug treatments
Teknik ini menggunakan berbagai obat-obatan, namun yang paling umum yakni sinement (levodopa/
carbidopa). Obat tersebut dimasukkan ke dalam sel saraf otak untuk dijadikan neurotransmitter. Setelah
masuk, levodopa akan berubah menjadi dopamine, sementara carbidopa akan menambah keefektifan kerja
dan mencegah efek samping levodopa.

Gamma knife surgery
Teknik ini tergolong ke dalam radiotherapy, dengan menggunakan sinar gamma yang memembus tengkorak
menuju otak.

Infusion chemical into basal ganglia
Cara ini yaitu menginfus cairan kkimia khusus untuk merangsang pertumbuhan kembali dopamine.

Implantation of foetal brain tissue
Cara ini yakni menggantikan dopamine dengan menggunakan jaringan otak pada janin bayi. Harapannya,
jaringan baru ini  akan merangsang pertumbuhan dopamine.

Lesioning technical (pallidotomy, thalatomy, dan subthalatomy)
Pallidotomy yakni member rangsangan pada bagian otak bernama globus pallidus, sedangkan thalamotomy
pada thalamus, dan subthalatomy pada sel subthalatomy.

Deep brain stimulation (DBS)
DBS adalah teknik pengobatan yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit selain Parkinson
yaitu, depresi berat, sindrom Tourette, pendarahahan pada otak, stroke, infeksi otak, masalah pernafasan
akut, nausea, dan penyakit jantung akut. Namun, pada umumnya DBS digunakan pada pengobatan penyakit
Parkinson, itupun apabila berbagai cara pengobatan di atas tidak dapat lagi mengobati penyakit Parkinson
ini.
Pada DBS, ada 3 target utama penyembuhan Parkinson, yakni globus pallidus interna (GPi), thalamus, da
sel substhalatamus (STN). DBS bekerja dengan cara mengirimkan impuls elektrik ke bagian-bagian tersebut.
Impuls tersebut dikirimkan melalui alat yang terbuat dari logam yang berat namun lembut, terbuat dari grafit.
Logam tersebut dihubungkan dengan sebuah tunnel yang ditusukkan ke bawah kulit bagian bawah telinga,
kemudian dihubungkan lagi dengan neurostimulator. Neurostimulator itu sendiri ditanamkan di bawah kulit
bagian kepala, leher, dan bahu. Pengiriman impuls itu sendiri diatur melalui sebuah computer kecil.
Sebelum pelaksanaan DBS ini, terlebih dahulu dilakukan scanning dengan menggunakan magnetic Resonance
Imaging (MRI) ataupun Computed Tomography (CT), untuk menentukan kemana impuls tersebut
dikirimkan. Impuls tersebut akan memblok sinyal yang menyebabkan Parkinson.